Waroeng-Edukasi adalah sebuah blog bagi para insan pendidikan yang ingin berbagi ilmu dan informasi. Mengapa harus berbagi ilmu dan informasi? Pada dasarnya manusia hidup tidak seorang diri...manusia menjadi pintar juga bukan karena dirinya sendiri...pasti membutuhkan orang lain maupun sarana yang bisa dipakai atau digunakan.
Dengan dasar itulah, Waroeng-Edukasi hadir bagi kita semua...paling tidak bisa dijadikan tempat berbagi, khususnya di bidang Pendidikan dan IT. Anda bisa berperan untuk mengisi konten maupun informasi-informasi tentang Pendidikan dan IT (via e-mail: aguz3arzo@gmail.com), sekaligus bisa memanfaatkan atau mengambil dari yang sudah disediakan oleh Waroeng-Edukasi.
Selamat berbagi!!! GBU!

E-Learning: di Era Informasi

Apa itu e-learning

Marc J. Rosenberg, seorang pakar e-learning nomor satu di dunia, menyebut e-learning sebagai "the use of Internet technologies to deliver a broad array of solutions that enhance knowledge and performance", atau "Penggunaan teknologi Internet untuk menyampaikan berbagai macam solusi untuk meningkatkan pengetahuan dan kinerja". Jadi e-learning ini mengacu pada kegiatan pembelajaran atau transfer informasi dan skill dengan menggunakan media Internet dan/atau Teknologi Informasi (TI) secara umum.

Sebagian dari kita mungkin sudah pernah melakukan pencarian informasi, membaca artikel, melihat sebuah demo aplikasi, atau berpartisipasi dalam diskusi melalui internet. Secara tidak langsung apa yang telah kita lakukan tersebut merupakan sebagian kecil aktivitas-aktivitas e-learning. Bila Anda sedang menggunakan aplikasi Microsoft Word lalu Anda membuka menu "Help" untuk mencari sesuatu yang anda tidak mengerti dan belajar dari sana, maka Anda juga sudah melakukan aktivitas e-learning dalam bentuk yang paling sederhana.

Anda mungkin juga pernah menjumpai bentuk materi pelajaran atau pelatihan yang dikemas dalam suatu program aplikasi, yang disusun dengan desain instruksi khusus, dengan menggunakan animasi, simulasi serta tampilan dan navigasi yang menarik, yang disampaikan melalui Internet. Ini juga adalah salah satu bentuk materi e-learning yang lebih kompleks.

Jadi, secara tidak langsung, kita sebenarnya telah mengenal dan mempraktekan e-learning. Akan tetapi, e-learning dalam suatu organisasi bukan sekedar menyediakan akses Internet, mempunyai website, atau membeli materi-materi interaktif, akan tetapi e-learning sebagai bagian yang terintegrasi dengan program pelatihan organisasi Anda, adalah perpaduan dari perubahan cara pandang, kultur belajar, sistem manajemen pembelajaran, materi pelatihan dan manajemen sumber daya manusia di organisasi Anda.

Fenomena E-learning

Di negara maju, penggunaan e-learning saat ini benar-benar telah menjadi suatu fenomena yang luar biasa, sampai-sampai John Chambers, CEO dari Cisco Systems mengatakan bahwa e-learning adalah "the next killer application" atau aplikasi besar berikutnya.

Perusahaan-perusahaan dunia telah banyak yang mengadopsi penggunaan e-learning untuk para karyawannya. Survey yang diadakan oleh ASTD (American Society for Training & Development) di tahun 2004 mengungkapkan bahwa hampir 60% perusahaan di Amerika telah atau mulai mengimplementasikan e-learning di perusahaan mereka. Bayangkan pesatnya kemajuan e-learning ini, mengingat bahwa e-learning ini masih seumur jagung saja.

Tidak hanya di organisasi bisnis, e-learning juga telah melanda dunia akademis. Di Amerika Serikat sendiri, e-learning telah digunakan di hampir 90% universitas yang memiliki lebih dari 10,000 siswa. Gerhard Casper, presiden dari Stanford University di AS, juga menyatakan yakin bahwa dalam waktu sepuluh tahun ke depan, pendidikan akan berganti dari pendidikan di kelas ke pendidikan online.

Di Indonesia, e-learning sudah mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan dan akademis. Contohnya Bank Mandiri telah meluncurkan Learning Management System (LMS) dan pelajaran-pelajaran e-learning untuk melatih sekitar 18 ribu orang karyawannya yang tersebar di hampir 700 kantor cabang. Selain itu PT. SAP Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia dan IBM Indonesia juga telah menerapkan e-Learning untuk mengembangkan sumber daya manusia mereka.

Keunggulan e-Learning

Mengapa e-learning dapat diterima dan diadopsi dengan begitu cepatnya? Tentu saja kemajuan penggunaan e-learning dimotivasi oleh kelebihan dan keunggulan yang bisa diperoleh:

  • Pengurangan biaya. E-learning dapat mengurangi biaya pelatihan, karena untuk melatih karyawan dalam jumlah besar, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya kelas, biaya untuk pelatih, biaya transportasi, dan berbagai macam biaya lainnya.
  • Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama si karyawan terhubung dengan Internet.

  • Personalisasi. Karyawan dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. Bila karyawan belum mengerti, maka ia dapat memperlambat penjelasan atau mengulang suatu pelajaran. Bila seorang siswa dapat mengerti dengan cepat, maka ia dapat menyelesaikan pelajaran tersebut dengan lebih cepat

  • Standardisasi. Standardisasi kualitas pengajaran. Setiap pelatih di kelas cenderung memiliki cara mengajar, materi presentasi dan penguasaan materi yang berbeda sehingga kualitas pengajaran yang didapat pun tidak konsisten. Akan tetapi, e-learning mampu meminimalkan perbedaan cara mengajar dan materi, sehingg memberikan standard kualitas yang lebih konsisten.

  • Efektivitas. Efektivitas pelajaran melalui metoda e-learning umumnya meningkat. Suatu studi oleh J.D. Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metoda e-learning meningkat sebanyak 25% dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional.

  • Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui Internet. Keuntungan ini sangat cocok sekali untuk kondisi geografis Indonesia, dimana suatu perusahaan atau organisasi dapat memiliki kantor-kantor cabang di berbagai daerah yang berjauhan.

Hambatan dan Keterbatasan e-Learning

Di dalam penerapannya di Indonesia, e-learning juga memiliki beberapa keterbatasan dan kendala yang harus diwaspadai, seperti sebagai berikut

  • Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pelatihan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya. Sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan kerugian besar. Investasi ini dalam bentuk kapital atau pun sumber daya manusia,
  • Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pelatihan melalui komputer, dimana hal ini baru dimiliki oleh sebagian kecil sumber daya manusia kita. Oleh karena itu, change management yang handal sangat diperlukan untuk menjamin kesuksesan penerapan e-learning ini

  • Teknologi dan Infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan yang handal, dan teknologi yang tepat. Akan tetapi, ketersediaaan infrastruktur dan teknologi ini masih belum memadai bagi beberapa perusahaan.

  • Desain Materi. Penyampaian materi dalam bentuk e-learning, tentu berbeda dengan penyampaian materi dalam training konvesional. Penyampain materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.

Seringkali hambatan dan keterbatasan e-learning tersebut membuat implementasi e-learning di Indonesia berjalan dengan sangat lamban. Bahkan, tidak jarang hambatan tersebut membawa perusahaan pada kegagalan implementasi yang merugikan perusahaan jutaan dollar atau miliaran rupiah.

Walaupun terdapat keterbatasan dan hambatan di Indonesia, penerapan e-learning di dunia, termasuk di negara tetangga terus melaju pesat. Para praktisi pelatihan di dunia sudah tidak meragukan akan meledaknya penggunaan e-learning di dunia, mereka hanya tinggal menunggu waktunya. Semua perusahaan-perusahaan kelas dunia telah bergerak ke arah e-learning ini.

Written by Empy Effendi

blogger templates | Make Money Online