Waroeng-Edukasi adalah sebuah blog bagi para insan pendidikan yang ingin berbagi ilmu dan informasi. Mengapa harus berbagi ilmu dan informasi? Pada dasarnya manusia hidup tidak seorang diri...manusia menjadi pintar juga bukan karena dirinya sendiri...pasti membutuhkan orang lain maupun sarana yang bisa dipakai atau digunakan.
Dengan dasar itulah, Waroeng-Edukasi hadir bagi kita semua...paling tidak bisa dijadikan tempat berbagi, khususnya di bidang Pendidikan dan IT. Anda bisa berperan untuk mengisi konten maupun informasi-informasi tentang Pendidikan dan IT (via e-mail: aguz3arzo@gmail.com), sekaligus bisa memanfaatkan atau mengambil dari yang sudah disediakan oleh Waroeng-Edukasi.
Selamat berbagi!!! GBU!

PP 74/2008 Kesejukkan Baru Kaum Oemar Bakrie

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 tentang Guru telah ditandatangani Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta pada 1 Desember 2008, membawa angin sejuk bagi para guru. Khususnya, mereka yang dalam jabatannya belum memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S1) atau Diploma IV (DIV).

Dengan PP tersebut, mereka tetap bisa mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Hal yang membanggakan dalam PP itu di antaranya tersurat bahwa dalam jangka lima tahun sejak berlakunya PP itu, bagi guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau DIV dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Syaratnya, guru sudah berusia 50 tahun, pengalaman kerja 20 tahun dan golongan IVa atau yang angka kredit kumulatifnya setara golongan IVa (pasal 66). Pengawas satuan pendidikan, selain guru diangkat sebelum berlakunya peraturan pemerintah (PP) ini diberi kesempatan mengikuti uji kompetensi dalam waktu 5 tahun guna memperoleh sertifikat pendidik tersebut (pasal 67).

Diperbolehkannya guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi S1 untuk mengikuti uji kompetensi, memang merupakan sisi yang menyenangkan. Namun, bukan tidak mungkin nanti ada yang protes tidak adil dari guru yang sudah sarjana... :)

Download versi lengkap :
PP 74 Tahun 2008 tentang Guru.Pdf

Selengkapnya...

Mobile Learning....mengapa tidak???

Perkembangan teknologi telah menciptakan pengembangan terobosan-terobosan dalam pembelajaran. Di tengah perkembangan ini learner (pembelajar) bersinggungan dengan perangkat-perangkat teknologi komunikasi bergerak dan teknologi internet telah menjadi gelombang kecenderungan baru yang memungkinkan pembelajaran secara mobile atau lebih dikenal sebagai mobile learning (m-learning) memanfaatkan divais bergerak, khususnya telepon genggam. Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet memungkinkan pengembangan sistem mobile learning atau m-learning yang pada sisi klien memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web server.

Meskipun saat ini m-learning masih berada pada tahap awal pengembangan serta relatif belum begitu mapan, namun, m-learning diperkirakan akan menjadi cukup pesat dalam jangka waktu dekat. Hal ini didukung oleh beberapa faktor berikut.
•Sarana makin banyak, murah dan canggih.
•Perkembangan teknologi wireless/seluler (2G, 2.5G, 3G, 3.5G).
•Tuntutan kebutuhan.

Faktor yang menjadi keterbatasan pemanfaatan m-learning banyak terkait dengan keterbatasan pada divais. Saat ini kebanyakan divais bergerak memiliki keterbatasan layar tampilan, kapasitas penyimpan dan keterbatasan catu daya.
m-learning juga memiliki lingkungan pembelajaran yang agak berbeda dengan e-learning atau pembelajaran konvensional. Dalam m-learning pembelajar lebih banyak memanfaatkan m-learning pada waktu luang (spare time) atau waktu idle (idle time) sehingga waktu untuk mengakses belajar juga terbatas. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajar cukup nyaman menatap tampilan layar perangkat yang relatif kecil tersebut dalam waktu di bawah 5 menit.

Hal ini menyebabkan konten pembelajaran harus dirancang secara khusus dan tidak dapat dengan serta merta diadopsi dari modul pembelajaran e-learning atau pembelajaran tradisional.

Penelitian yang saat ini ada masih banyak meng-eksplorasi kepada aspek-aspek teknis pengembangan software dan belum mendalami aspek lain berkait masalah usabilitas maupun aspek pedagogis dan aspek-aspek lainnya, sehingga diperlukan adanya penelitian-penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi Java dapat dimanfaatkan sebagai salah satu enabler dari pemanfaatan m-learning. Java juga termasuk kategori software yang independen terhadap platform dan perangkat sehingga lebih banyak divais yang dapat menjalankan aplikasi Java.

Beberapa lembaga yang telah mulai mengembangkan produk pembelajaran m-learning di Indonesia antara lain:
Telematika Edukasi Indonesia (http://mlearn.teleforedu.web.id),
PPPPTK Matematika (http://mml.p4tkmatematika.com)
InhandLearning (http://inhandlearning.com).
Menyusul berikutnya adalah Balai Pengembangan Multimedia
(doakan aja ya... :))

Potensi dan Tantangan
Mobile learning merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatan divais bergerak, khususnya telepon seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini patut disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang sudah cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi kepentingan pendidikan

Selain itu, saat ini masih sangat sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis divais bergerak yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis divais bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.

Selengkapnya...

Inteligensi Ganda (Multiple Intelligence)

Teori inteligensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi, inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam. Seseorang memiliki inteligensi yang tinggi apabila ia dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya. Gardner membagi kecerdasan manusia dalam 9 kategori (Suparno, 2004), yaitu:

1. Inteligensi Linguistik (linguistic intelligence)

Inteligensi linguistik merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimilikinya. Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik dan lengkap. Ia mudah untuk mengetahui dan mengembangkan bahasa dan mudah mempelajari berbagai bahasa.

2. Inteligensi Matematis-Logis (logic-mathematical intelligence)

Inteligensi matematis-logis merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi dan perhitungan.

3. Inteligensi Ruang (spatial intelligence)

Inteligensi ruang atau inteligensi ruang visual adalah kemampuan seseorang dalam menangkap dunia ruang visual secara tepat, seperti yang dimiliki oleh seorang dekorator dan arsitek. Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.

4. Inteligensi Kinestetik-Badani (bodily-kinesthetic intelligence)

Inteligensi kinestetik-badani merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Orang yang mempunyai kecerdasan ini dengan mudah dapat mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan mudah dapat diekspresikan dengan gerak tubuh.

5. Inteligensi Musikal (musical intelligence)

Inteligensi musikal merupakan kemampuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan, menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik, menyanyi, menciptakan lagu dan menikmati lagu.

6. Inteligensi Interpersonal (interpersonal intelligence)

Inteligensi interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, watak, temperamen, ekspresi wajah, suara dan isyarat dari orang lain. Secara umum, inteligensi interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan orang lain.

7. Inteligensi Intrapersonal (intrapersonal intelligence)

Inteligensi interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti tentang diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri. Termasuk dalam inteligensi interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berefleksi dan menyeimbangkan diri, mempunyai kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan, mempunyai kemampuan mengambil keputusan pribadi, sadar akan tujuan hidup dapat mengendalikan emosi sehingga kelihatan sangat tenang. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal akan dapat berkonsentrasi dengan baik.

8. Inteligensi Lingkungan/Natural (natural intelligence)

Inteligensi lingkungan atau natural memiliki kemampuan mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif dalam bertani, berburu dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Orang yang mempunyai kecerdasan lingkungan/natural memiliki kemampuan untuk tinggal di luar rumah, dapat berhubungan dan berkawan dengan baik.

9. Inteligensi Eksistensial (existential intelligence)

Inteligensi eksistensial lebih menyangkut pada kepekaan dan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai eksistensi manusia. Orang yang mempunyai kecerdasan eksistensi mencoba menyadari dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa aku ada? Mengapa aku mati? Apa makna hidup ini? Bagaimana manusia sampai ke tujuan hidup?

Menurut Gardner, dalam diri seseorang terdapat kesembilan kecerdasan tersebut, namun untuk orang-orang tertentu kadang suatu inteligensi lebih menonjol daripada yang lainnya. Inteligensi merupakan representasi mental, bukan karakteristik yang baik untuk menentukan orang macam apa mereka.

Selengkapnya...

Selamat (di) Tahun Baru

Selamat Tahun Baru!
Sugeng Warsa Enggal!
Happy New Year!

Selamat datang tahun 2009 yang sering dikaitkan dengan tahun ‘Kerbau’ (berarti pertanian maju nih..he..he..). Pada saat pergantian tahun 2008 ke tahun 2009, saya memiliki kesempatan untuk merenung. Apa yang saya renungkan? Saya tidak membatasi hanya dari sisi kehidupan saya saja, tetapi mencoba secara bebas untuk melihat apa saja yang telah terjadi di tahun 2008. Kesimpulannya tentu macam-macam karena saking banyaknya yang direnungkan...(he...he..). Tetapi jujur saja, ada satu hal yang menarik perhatian saya ketika waktu menunjukkan tepat pukul 00.00 wib, sampai-sampai perenungan yang saya lakukan terhenti. Terdengar suara petasan dan kembang api yang begitu keras dan berulang-ulang disertai bunyi terompet yang memekakkan telinga (maklum, merenung koq ya dipinggir jalan!). Satu saja pertanyaan yang melintas di benak saya, mengapa banyak orang harus ‘berpesta’ di waktu malam pergantian tahun? Bahkan mereka kelihatan sangat bersuka ria dengan petasan dan kembang api serta membunyikan terompet. Maka, seketika itu pula saya kembali merenung...(kalo yang ini serius...). Satu hal yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri adalah, ”Bukankah esok pagi matahari juga tetap terbit dari timur? Dan hari baru yang disambut juga seperti hari-hari biasanya? Bukankah tidak ada yang spesial (sebenarnya lho), kita tetap harus menjalani kehidupan dan tetap berjuang, berkarya, dst. Maka, dengan cepat diri saya bergumam dalam hati,...ya! Bukankah orang-orang telah melakukan sebuah ‘ritual’ atau pesta secara ‘imajiner’??? Mereka mempunyai imajinasi bahwa pergantian tahun identik dengan ‘pisah-sambut’ (ato kalo di cafĂ© sering diadakan acara ‘old and new’) yang tentunya sering dibumbui dengan pesta! Sebuah imajinasi yang sangat luar biasa bahkan kesannya terlalu berlebihan (kalo inget bahwa saat ini kita masih dalam masa krisis multi-dimensi). Seketika itu saya kembali sadar dan meninggalkan perenungan saya, sambil sesekali larut dalam suasana pergantian tahun yang hingar bingar...

Meninggalkan tahun 2008 tentunya harus disambut dengan penuh ucapan syukur atas penyertaan-Nya yang begitu ‘luar biasa’ telah memberikan berbagai warna dalam kehidupan kita. Bahkan, sampai dengan saat ini kita masih diberikan ‘selamat’ (meliputi kebahagiaan, kedamaian, kesehatan, rejeki, dll) di tengah badai krisis yang melanda dunia ini. Itulah yang sebenarnya bisa kita jadikan alasan mengapa kita harus ber-’pesta’. Pada saat kita bersyukur, tentunya kita juga tetap berharap agar ‘selamat’ dari pada-Nya tetap menaungi dan melingkupi diri kita dalam mengarungi tahun 2009 nanti. Ketika kita yakin bahwa ‘selamat’ dari-Nya ada dalam diri kita, maka rasa optimis menjadi modal berharga dalam menghadapi badai krisis multi-dimensi yang tengah melanda dunia. Semoga kita tetap ‘selamat’ pada saat krisis moral, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, dll (kayak di P4 ya...) melanda ditengah-tengah kehidupan ini. Tidak lupa, saya juga menyampaikan wejangan dari Eyang Slamet...”jadilah terang bukan di tempat yang terang...jadilah harapan bagi sesama, bukan hanya selalu berharap!” Intinya, meski kita berada di alam krisis seperti saat ini, tetaplah berkarya bagi kebaikan umat-Nya...(gitu sih yang saya tangkep).
Akhirnya, sekali lagi..., Selamat Tahun Baru! dan Selamat di Tahun Baru!!!
GBU.

Selengkapnya...

blogger templates | Make Money Online